MAKMUR SELAGI MANUSIA BERSYUKUR

MAKMUR SELAGI MANUSIA BERSYUKUR

Saba adalah sebuah negeri yang semula disebut oleh Allah dengan “Baldatun thayyibatun wa Rabbun ghafuur.” Negeri yang dianugerahi rasa aman dan makmur sewaktu penduduknya bersyukur. Tak hanya aman dari gangguan sesama manusia, namun juga dari segala jenis hewan yang berbahaya. Imam asy-Syaukani tatkala menafsirkan ayat,

“Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka". (QS Saba’ 15)

Beliau menukil dari Abdurrahman bin Zaid yang berkata, “Maksud ayat (tanda) bagi penduduk Saba’ di tempat tinggal mereka adalah bahwa sesungguhnya mereka tidak mengenal nyamuk, lalat, kutu, kalajengking, ular maupun hewan-hewan yang membahayakan.”

Tentang kemakmuran yang dirasakan penduduk Saba’, Allah anugerahkan kepada mereka dua kebun yang menghasilkan buah-buahan dengan hasil terbaik. Digambarkan oleh Qatadah rahimahullah sebagaimana dinukil oleh Ibnu Katsier dalam tafsirnya tentang,

“Yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri.” (QS Saba’ 15)

💫 Beliau mengatakan, “Seorang wanita cukup berjalan di bawah pepohonan (kebunnya) sembari meletakkan keranjang buahnya di atas kepalanya, maka buah-buahan akan berguburan dari pohon dan memenuhi keranjang buahnya, tanpa harus memanjat atau memetiknya, saking banyak dan matangnya buah-buahan.”

Apa yang Allah kehendaki dengan semua nikmat itu? Yakni supaya mereka bersyukur. Sebagaimana firman-Nya,

“Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya.” (QS Saba’ 15)

💦 Karena dengan syukur, maka nikmat akan terikat dan bahkan akan bertambah banyak. Akan tetapi ketika syukur diganti kufur, taat diganti maksiat, maka nikmat akan berubah menjadi niqmat (bencana). Dan ini pula yang terjadi atas penduduk Saba’.

Allah berfirman, “Lalu mereka berpaling…” (QS Saba’ 16)

♻ Yakni berpaling dari syukur. Maka bergantilah berbagai nikmat menjadi musibah, wal ‘iyadzu billah. Hujan deras dan berturut-turut menyebabkan banjir bandang yang memakan banyak korban; manusia, ternak dan juga tanaman. Bahkan tanaman yang tadinya hebat dalam hal kualitas dan kuantitas berubah menjadi tanaman yang hampir tidak ada faedahnya kecuali sedikit.

Karena itulah, tidak ada pengikat nikmat paling kuat dan penambah nikmat paling cepat selain dari syukur, sebagaimana tidak ada yang mempercepat lenyapnya nikmst selain dari kufur terhadap nikmat.

Allah Ta’ala berfirman, “Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari ni’mat-ni’mat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.” (QS an-Naml 112)

(📚Majalah Ar Risalah edisi186)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "MAKMUR SELAGI MANUSIA BERSYUKUR"

Post a Comment