
Para ulama berbeda pendapat tentang hukum sholat id dalam hal ini ada 3 pendapat :
1. Hukumnya fardhu ain.
2. Hukumnya fardhu kifayah.
3. Hukumnya sunnah muakkadah
*_Pendapat yang rajih adalah pendapat pertama hukum sholat id adalah fardhu ain_*
*B. WAKTU PELAKSANAAN SHALAT ID*
Waktu pelaksanaan sholat id dimulai setelah matahari meninggi seukuran tombak, Demikian pedapat jumhur ulama hanafiyah, malikiyah, dan hanabilah.
*_Hikmahnya adalah agar kaum muslimin memiliki waktu untuk mengeluarkan zakat fitrah mereka._*
*C. TEMPAT PELAKSANAAN*
Tempat pelaksanaan shalat ‘ied lebih utama (lebih afdhol) dilakukan di tanah lapang, kecuali jika ada udzur seperti hujan. Abu Sa’id Al Khudri mengatakan:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَالأَضْحَى إِلَى الْمُصَلَّى
Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam biasa keluar pada hari raya ‘Idul Fithri dan ‘Idul Adha menuju tanah lapang.(HR Bukhari dan Muslim)
*D. ADAB KETIKA HENDAK KEKUAR MELAKSANAKAN SHOLAT ID*
*1. Dianjurkan untuk mandi sebelum berangkat shalat.*
Dari nafi' bahwa ibnu umar mandi pada hari Raya idul Fitri sebelum berangkat ke tempat shalat. (Sanadnya shahih diriwayatkan oleh malik 426 dan abdurrazzaq 5754)
*2. Berhias diri dan memakai pakaian yang terbaik.*
Ibnul Qayyim mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa keluar ketika shalat ‘Idul Fithri dan ‘Idul Adha dengan pakaiannya yang terbaik.(Zaadu ma'ad 1/425)
*3. Makan sebelum keluar menuju shalat ‘ied, khusus untuk shalat ‘Idul Fithri.*
Dari ‘Abdullah bin Buraidah, dari ayahnya, ia berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لاَ يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ وَلاَ يَأْكُلُ يَوْمَ الأَضْحَى حَتَّى يَرْجِعَ فَيَأْكُلَ مِنْ أُضْحِيَّتِهِ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berangkat shalat ‘ied pada hari Idul Fithri dan beliau makan terlebih dahulu. Sedangkan pada hari Idul Adha, beliau tidak makan lebih dulu kecuali setelah pulang dari shalat ‘ied baru beliau menyantap hasil qurbannya.(HR Ahmad V/352)
*_Hikmah dianjurkan makan sebelum berangkat shalat Idul Fithri adalah agar tidak disangka bahwa hari tersebut masih hari berpuasa. Sedangkan untuk shalat Idul Adha dianjurkan untuk tidak makan terlebih dahulu adalah agar daging qurban bisa segera disembelih dan dinikmati setelah shalat ‘ied_.*
*4. Bertakbir ketika keluar hendak shalat ‘ied.*
Dalam suatu riwayat disebutkan:
كَانَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ يَوْمَ الفِطْرِ فَيُكَبِّر حَتَّى يَأْتِيَ المُصَلَّى وَحَتَّى يَقْضِيَ الصَّلاَةَ فَإِذَا قَضَى الصَّلاَةَ ؛ قَطَعَ التَّكْبِيْر
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa keluar hendak shalat pada hari raya ‘Idul Fithri, lantas beliau bertakbir sampai di lapangan dan sampai shalat hendak dilaksanakan. Ketika shalat hendak dilaksanakan, beliau berhenti dari bertakbir.(HR Ibnu abi syaibah I/487, Syaikh albani mengatakan hadis ini hasan lihat as silsilah ash shahihah 170).
*5. Menyuruh wanita (hingga wanita yang sedang haid) dan anak kecil untuk berangkat shalat ‘ied.*
*6. Melewati jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang shalat id.*
Dari Jabir, beliau mengatakan:
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika shalat ‘ied, beliau lewat jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang.(HR Bukhari No. 986)
*7. Dianjurkan berjalan kaki sampai ke tempat shalat dan tidak memakai kendaraan kecuali jika ada keperkuan.*
Dari Ibnu ‘Umar, beliau mengatakan
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَخْرُجُ إِلَى الْعِيدِ مَاشِيًا وَيَرْجِعُ مَاشِيًا.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berangkat shalat ‘ied dengan berjalan kaki, begitu pula ketika pulang dengan berjalan kaki.(HR Ibnu majah No1295. Syaikh albani mengatakan hadis ini hasan)
*E. TIDAK ADA SHALAT SUNNAH QOBLIYAH DAN BA'DIYAH ID*
Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- خَرَجَ يَوْمَ أَضْحَى أَوْ فِطْرٍ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ لَمْ يُصَلِّ قَبْلَهَا وَلاَ بَعْدَهَا
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah keluar pada hari Idul Adha atau Idul Fithri, lalu beliau mengerjakan shalat ‘ied dua raka’at, namun beliau tidak mengerjakan shalat qobliyah maupun ba’diyah ‘ied.(HR Bukhari No 989 dan Muslim No. 884)
*F. TIDAK ADA AZAN DAN IQOMAH*
Dari Jabir bin Samuroh, ia berkata
صَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الْعِيدَيْنِ غَيْرَ مَرَّةٍ وَلاَ مَرَّتَيْنِ بِغَيْرِ أَذَانٍ وَلاَ إِقَامَةٍ.
Aku pernah melaksanakan shalat ‘ied (Idul Fithri dan Idul Adha) bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bukan hanya sekali atau dua kali, ketika itu tidak ada adzan maupun iqomah.(HR Muslim No. 887)
Ibnul Qayyim mengatakan, “Jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai ke tempat shalat, beliau pun mengerjakan shalat ‘ied tanpa ada adzan dan iqomah. Juga ketika itu untuk menyeru jama’ah tidak ada ucapan “Ash Sholaatul Jaam’iah.” Yang termasuk ajaran Nabi adalah tidak melakukan hal-hal semacam tadi.(Zaadu maad I/425)
*TATA CARA SHALAT ID*
Jumlah rakaat shalat idul Fitri dan idul adha adalah dua rakaat.
Adapun tata caranya sebagai berikut:
1. Memulai dengan takbiratul ihram, sebagaimana shalat shalat yang lainnya.
2. Setelah itu bertakbir sebanyak tujuh kali takbir sebelum memulai bacaan al fatihah. Boleh mengangkat tangan ketika takbir takbir tersebut sebagimana yang di contohkan oleh ibnu umar.
3. Tidak ada riwayat yang shahih dari rasullah yang menyebutkan dzikir dzikir tertentu diantara takbir2 tersebut. Tetapi ibnu mas'ud berkata " diantara tiap tiap takbir diucapkan pujian dan sanjunga kepada allah. Mazhab Syafi'i dan Hambali menganjurkan membaca pujian di bawah ini di sela sela takbir,
سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ
4. Kemudian membaca al-fatihah kemudian membaca surat al qur'an yang lain.
Dianjurkan Rakaat pertama membaca surat qof rakaat kedua membaca surat as sajadah, kadangkala rasullah membaca surat al a'la dan surat al ghosyiyah.
5. Setelah membaca surat kemudian melakukan gerakan shakat seperti biasa( ruku, i'tidal, sujud, dll)
6. Bertakbir untuk bangkit ke rakaat kedua.
7. Setelah itu bertakbir lima kali takbir menurut cara yang disebutkan pada rakaat pertama.
8. Membaca surat al fatihah dan surat yang di sebutkan diatas.
9. Kemudian ia sempurnakan sholatnya, lalu mengucapkan salam .
Ini adalah pendapat mayoritas ulama dari kalangan sahabat dan para ulama setelah mereka tentang sifat shalat dua hari Raya.
@bu Fatiyah An Nafisah
0 Response to "RINGKASAN PANDUAN SHALAT IDUL FITRI"
Post a Comment