HUKUM DARAH ISTIHADHAH

Pertanyaan
Assalamualaikum ustad, ana ingin mnyampaikan pertanyaan dari teman ana tentang fiqih wanita, sebelumnya ia mengalami masa haid 5-6 hari slama sebulan, tpi stahun blakangan ini ia mngalami haid terus mnerus/istihadhoh sperti penyakit mgkn,dn dlm sblan hanya berhenti 1-2 hari saja, bagaimna pnghtungannya atau jika dia ingin sholat,beribadah sedang ia tdk pernah suci? Mhon ustad pnjelasn bserta dalilnya...jazakallah khairan ustad.

Jawab
Darah yang keluar setelah masa haid adalah darah istihadhah, maka di HUKUMI SUCI ia wajib menunaikan sholat, puasa dan ibadah2 lainnya. Wanita harus dapat membedakan darah haid dan darah istihadhah dan  memperhatikan kebiasaan haidnya berapa hari setiap bulannya. Sehingga bisa menentukan ini haid atau darah penyakit.

Dalilnya adalah hadits yang di riwayatkan Aisyah Radhiyallahu ‘anha bahwa Fatimah binti Abi Hubaisy bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:

يَا رَسُوْلَ الله إِنِّي أُسْتَحَاضُ فَلاَ أَطْهُر أَفَأَدَعُ الصَّلاَةَ؟  قَالَ: لاَ، إِنَّ ذَلَكَ عِرْقٌ، وَلَكِنْ دَعِي الصَّلاَةَ قَدْرَ الأَيَّامِ الَّتِيْ كُنْتَ تَحِيْضِيْنَ فِيْهَا ثُمَّ اغْتَسِلِيْ وَصَلِّيْ (رواه البخاري)

“Ya Rasulullah, sungguh aku mengalami istihadhah maka tidak pernah suci, apakah aku meninggalkan shalat? Nabi menjawab: Tidak, itu adalah darah penyakit. Namun tinggalkan shalat sebanyak hari yang biasanya kamu haid sebelum itu, kemudian mandilah dan lakukan shalat" (HR Bukhari)

Dan hadis yang di riwayatkan oleh ummu Athiyah yang mengatakan "Kami tidak mengaggap cairan keruh dan kuning setelah bersuci sebagai apa pun" (HR Abu Dawud Nasa'i dan Ibnu majah). Wallahu a'lam.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "HUKUM DARAH ISTIHADHAH"

Post a Comment