PENJELASAN SINGKAT DARAH KEBIASAAN WANITA HAID, NIFAS DAN ISTIHADHAH

PENJELASAN SINGKAT 
DARAH KEBIASAAN WANITA HAID, NIFAS DAN ISTIHADHAH



Perlu diketahui bahwa darah normal yang biasa keluar dari wanita ada tiga yaitu, darah haid,nifas dan istihadhah.

I. Darah Haid

a.  Pengertian haid
Darah haid adalah darah yang berwarna kehitaman, kental dan bau tak sedap. Keluar dari kemaluan wanita pada waktu waktu tertentu.
Haid merupakan ketetapan Allah bagi kaum wanita. Bahkan Hawa merupakan wanita pertama yang mengalami haid setelah di turunkan dari surga.
Jangka waktu haid tidak memiliki batas minimal ataupun maksimal, karena semuanya kembali pada kebiasan. Dan tidak ada dalil yamg shahih dari Rasululah yang menjelaskan tentang batas minimal dan maksimal waktu haid yang di alami oleh kaum wanita.

b. Permulaan dan akhir masa haid

1. Permulaan haid bisa diketahui dengan keluarnya darah pada masa haid, darah tersebut berwarna kehitaman, kental dan bau.

2. Akhir masa haid berhentinya darah, keluar cairan kuning dan keruh. Dan haid benar benar berakhir bila terjadi  salah satu dari keadaan ini:
~ Daerah di sekitar rahim telah kering. Ini terbukti dengan memasukkan sesuatu seperti kain, kapas ke dalam kemaluannya dan ketika keluar keadaan kering.

~ Keluarnya cairan putih setelah darah haid berhenti.

c. Hukum cairan kuning dan keruh yang keluar setelah bersuci dari haid.

Apabila seorang wanita melihat cairan ini setelah darah haid berhenti maka tidak dianggap haid. Sehingga ia boleh sholat, puasa, jimak dan ibadah lainnya. Ini berdasarkan hadis dari ummu Athiyah yang menyatakan, "Kami tidak menganggap cairan keruh dan kuning setelah bersuci sebagai apa pun".(HR. Abu Dawud, Nasa'i dan Ibnu Majah)

Catatan:

1. Jika wanita merasa telah suci tapi tidak mendapatkan air untuk mandi maka ia boleh bertayamum dan berhubungan badan dengan suaminya.

2. Apabila darah yang keluar melebihi batas waktu kebiasaan misal wanita terbiasa haid 6 hari pada setiap bulannya namun pada suatu bulan  7 hari maka apa yang harus di lakukan??

~ Jika ia dapat membedakan antara darah haid dan darah lainnya. Dalam kondisi ini ia harus mengamati apabila darah bau, dan tabiatnya seperti darah haid maka ia tidak boleh sholat, puasa dan melakukan hubungan badan karena masih dalam masa haid. Karena masa haid tidak memiliki batas waktu tertentu sebagaimana penjelasan sebelumnya.

~ Jika ia tidak dapat membedakan antara darah haid dan darah lainya. Dalam kondisi ini ia tidak boleh sholat, puasa dan hubungan badan dengan suaminya sampai benar benar-benar suci, karena tidak ada batas maksimal masa haid.

d. Bagaimana apabila darah haid keluar selama dua hari lalu berhenti pada hari ketiga tetapi keluar pada hari ke empat dan seterusnya??

Menurut pendapat yang benar berhentinya darah haid selama dalam masa haid yang biasa di alami tetap di anggap haid, sehingga berhentinya darah tersebut tidak berpengaruh apa-apa selama todak melihat tanda tanda suci yaitu cairan putih yang di kenali dengan baik oleh kaum wanita.

e. Apakah wanita hamil bisa mengalami haid??

Dalam hal ini ada dua pendapa ulama yaitu:
1. Mayoritas ulama berpendapat bahwa wanita hamil tidak mengalami haid.

2. Sebagaian ulama termasuk Imam syafi'i berpendapat wanita hamil bisa mengalami haid.

Pendapat yang benar adalah pada umumnya wanita hamil tidak mengalami haid, tapi bisa saja terjadi kasus wanita hamil yang mengeluarkan darah. Jika ini terjadi maka ia harus mengamati darah yang keluar apakah bau dan tabiatnya darah haid dan keluar pada masa biasa mengalami haid maka ia tidak boleh sholat, puasa dan berhubungan badan dengan suaminya.

Namun jika darah yang keluar itu berbeda dengan darah haid dn keluar bukan pada waktu masa haid maka ia bukan darah haid dan tidak berpengaruh apapun seperti darah istihadhah.

f. Perkara perkara yang haram dilakukan wanita ketika haid dan nifas

1. Sholat

Para ulama sepakat bahwa wanita haid dan nifas haram melakukan sholat baik wajib maupun sunnah. Wanita haid dan nifas tidak perlu mengqodha sholat fardu yang di tinggalkan setelah ia suci.

Catatan
~ Jika wanita haid menjelang asar namun ia blm sholat dhuhur maka ia harus mengqadha sholat dhuhur setelah suci.

~ jika wanita haid suci menjelang asar/sblm matahari terbenam maka ia harus mengerjakan sholat dhuhur dan asar. Begitu juga jika ia suci sebelum Fajar terbit maka ia harus mengerjakan sholat magrib dan isya. Namun jika ia suci setelah lewat waktu sholat subuh maka tidak perlu mengerjakan sholat subuh.

2. Puasa

Ulama sepakat wanita haid dan nifas tidak boleh puasa namun mereka harus mengqadha puasa ramadhan yang di tinggalkannya.

Catatan
 ~ jika wanita suci sblm Fajar dan blm mandi apakah dia boleh berpuasa??  Wanita haid yang suci sblm Fajar blm mandi tapi telah niat berpuasa maka puasanya sah.

~ apabila wanita haid suci sblm matahari terbenam apakah ia harus berpuasa pada sisa waktu itu??  Tidak karena ia harus mengqadhanya.

3. Melakukan hubungan badan.

Ulama sepakat tidak membolehkan hubungan badan (jimak) dengan wanita yang sedang haid.

4. Thawaf

Ijma ulama menyatakan wanita yang haid haram melakukan thawaf.

g. Perkara perkara yang boleh dilakukan wanita haid.

1. Berdzikir dan membaca Al Qur'an.

Menurut pendapat yang kuat wanita haid dan junub boleh berdzikir dan membaca Al Qur'an. Ini merupakan pendapat Abu Hanifah dan pendapat yang terkenal dari Asy Syafi'i dan Ahmad.

2. Sujud Tilawah.

Wanita yang sedang haid tidak dilarang melakukan sujud tilawah ketika mendengar ayat sajadah, karena sujud bukanlah sholat sehingga tidak di syaratkan harus suci.

3. Menyentuh Mushaf Al Qur'an.

Menurut pendapat Syaikh Abu Malik kamal tidak ada dalil yang shahih dan jelas yang melarang wanita haid menyentuh mushaf al-quran, meskipun mayoritas Ulama berpendapat wanita haid tidak boleh menyentuh mushaf al-quran.

4. Suami membaca al-qur'an di pangkuan istrinya yang sedang haid.

Seorang suami boleh membaca al-qur'an di pangkuan istrinya yamg sedang haid sebagaimana Rasulullah membaca al-qur'an sambil meletakan kepalanya di pangkuan Aisyah yang saat itu sedang haid. (HR. Bukhari dan Muslim)

5. Hadir pada pelaksanaan sholat hari Raya.

Wanita haid boleh bahkan dianjurkan untuk menghadiri pelaksanaan sholat id tetapi tidak boleh ikut sholat. Sebagaimana sabda Rasulullah, Segenap wanita tua gadis dan wanita wanita yang sedang haid keluar rumah. Hendaknya mereka menghadiri amal kebaikan dan ikut dengan orang orang-orang beriman. Untuk wanita wanita yang haid hendaknya menjauhi tempat shalat. (HR. Bukhari)

6. Masuk Masjid.

Perbedaan pendapat para Ulama dalam hal ini sangat luas, kesimpulannya kami tidak menemukan hadis yang shahih dan jelas yang melarang wanita haid masuk masjid. Hukum asal semua masalah adalah boleh kecuali ada dalil yang melarangnya. Sedangkan dalil yang paling kuat yang di kemukakan oleh Ulama-Ulama yang membolehkan wanita haid masuk masjid adalah sikap Nabi yang membolehkan Aisyah masuk masjid saat sedang haid. Beliau hanya melarang untuk melakukan thawaf.

7. Menyuapi dan memberi minum suami.

Aisyah berkata Ketika sedang haid aku minum lalu menyodorkan minuman itu kepada Rasulullah beliau menempelkan bibirnya pada gelas bekas bibir ku lalu minum, aku juga pernah mengigit makanan daging saat aku haid lalu menyodorkannya kepada Rasulullah beliau menempelkan pada bekas bibirku. (HR. Muslim, Abu Dawud dan Ibnu Majah)

8. Melayani keperluan suami

Wanita yang sedang haid boleh melayani keperluan suami seperti mencuci kepala, menyisir dan merapihkan rambutnya. Aisyah mengatakan Aku pernah menyisir Rambut Rasulullah saat aku sedang haid. (HR. Bukhari dan Muslim)

9. Tidur bersama suami dalam satu selimut.

Ummu Salamah meriwayatkan, Ketika aku sedang berbaring bersama Rasulullah di bawah selimut hitam tiba-tiba aku haid, maka aku keluar dari selimut dan mengenakan pakaian haid. Rasulullah bertanya apakah engkau mendapatkan haid?  Aku menjawab ya. Rasulullah memanggilku lalu aku berbaring lagi bersama beliau di bawah satu selimut beludru. (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa boleh tidur bersama wanita haid dalam satu selimut. Wallahu a'lam.

II. DARAH NIFAS

A. Pengertian.
Darah Nifas adalah darah yang keluar karena melahirkan.

B. Waktu Nifas.

1. Tidak ada batas minimal masa nifas. Para Ulama sepakat bahwa apabila seorang wanita mengetahui dirinya telah suci dari nifas walaupun kurang dari empat puluh hari maka dia harus segera mandi.

2. Batas maksimal masa haid adalah empat puluh hari menurut jumhur Ulama.

3. Para Ulama pun sepakat bahwa semua hukum yang berkaitan dengan wanita yang mengalami nifas sama dengan wanita haid. Wallahu a'lam.

III. DARAH ISTIHADHAH

A. Darah istihadhah adalah darah yang keluar di luar waktu haid dan nifas. Istihadhah bukan merupakan kebiasaan,pembawaan atau kodrat penciptaan wanita melainkan urat yg terputus sehingga mengeluarkan darah yang berwarna merah dan tidak berhenti kecuali jika sembuh.

B. Hukum Istihadhah.

Para Ulama sepakat bahwa Jika seorang wanita mengalami Istihadhah ia tetap suci dan tidak boleh meninggalkan sholat dan puasa.

C. Masa Istihadhah

a. Jika darah istihadhah keluar selain pada masa haid dan nifas dan tidak bersambung dengannya maka kondisi ini tidak masalah. Akan tetapi jika  darah istihadhah keluar setelah masa haid maka apa yang harus dilakukan?  Wanita mengalami seperti ini tidak lepas dari empat kondisi yaitu,

1. Wanita memiliki masa haid yang jelas dan tahu masa haidnya. Maka ia harus menunggu hingga masa kebiasaan haidnya habis lalu ia mandi dan sholat. Jika masih ada darah yang keluar maka itu dianggap darah istihadhah.

2. Wanita tidak mengetahui masa haidnya tapi dapat membedakan antara darah haid dan istihadhah. Selama ia melihat darah yang keluar adalah darah haid maka ia harus meninggalkan shalat namun jika darah tersebut berubah ia harus mandi dan mengerjakan sholat.

3. Wanita baru mengalami haid pertama kali langsung mengalami istihadhah sehingga ia tidak dapat membedakan darah haid.  Dalam kasus seperti ini wanita tersebut di samakan dengan kebiasaan kebanyakan wanita yang ada di sekitarnya. apabila kebiasaan mereka mengalami haid enam hari dalam sebulan maka ia bertahan selama enam hari dan menganggapnya sebagai masa haid dan setelah itu ia mandi dan darah yang masih keluar dianggap darah istihadhah.

4. Wanita lupa dengan kebiasaan haidnya baik batas waktu akhir mampu waktu kedatangannya dan tidak mampu membedakan antara darah haid dan darah istihadhah. Para Ulama berbeda pendapat tentang hal ini namun pendapat yang lebih kuat adalah hukum wanita tersebut di samakan dengan wanita yang mengalami haid pertama kali dan tidak mampu membedakan antara darah haid dan istihadhah sebagaimana telah di jelaskan diatas. Wallahu a'lam.

b. Hukum wanita yang mengalami istihadhah.

1. Wanita yg mengalami istihadhah sama dengan wanita suci, sehingga tidak dilarang mengerjakan hal hal yang dilarang bagi wanita haid.

2. Wanita yang mengalami istihadhah tidak harus wudhu setiap hendak sholat, karena dalil dalil yang mengharuskannya wudhu lemah. dengan sekali wudhu ia boleh mengerjakan sholat berkali kali seperti layaknya wanita suci selama wudhunya tidak batal. Akan tetapi lebih utama jika ia berwudhu atau mandi setiap akan sholat. Sebagaimana dinyatakan dalam hadis
*Ummu Habibah menyalami Istihadhah selama tujuh tahun dia bertanya kepada Nabi tentang istihadhahnya itu maka Nabi menyuruhnya mandi seraya bersabda itu darah penyakit. sejak itu Ummu Habibah selalu mandi setiap hendak sholat. (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Wanita yang mengalami istihadhah boleh melakukan hubungan badan dengan suaminya selama bukan pada masa haid, meskipun darah istihadhah masih keluar ini pendapat kebanyakan ulama.

4. Wanita yang mengalami istihadhah boleh beri'tikaf dimasjid. Aisyah menyatakan Rasulullah pernah beri'tikaf bersama salah seorang istrinya padahal saat istri beliau sholat tampak darah dan wadah di bawahnya. (HR. Bukhari dan Abu Dawud)* Ijma Ulama menyatakan wanita yang mengalami istihadhah boleh beri'tikaf selayaknya wanita suci.

5. Wanita yang mengalami istihadhah boleh mengerjakan sholat, puasa, membaca Al qur'an, menyentuh mushaf, sujud tilawah, sujud syukur, dan amalan lainnya selayaknya wanit suci. Ini berdasarkan kesepakatan para ulama.

(📚 Fiqhus Sunnah Lin Nisaa' Syaikh Abu Malik Kamal bin Sayyid Salim)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "PENJELASAN SINGKAT DARAH KEBIASAAN WANITA HAID, NIFAS DAN ISTIHADHAH"

Post a Comment