MUTIARA SALAF


MANFAAT AKAL BAGI SEORANG MUKMIN

Muadz bin Jabal Radhiallaahu’anhu berkata :
“Andaikata orang yang berakal itu mempunyai dosa pada pagi dan sore hari sebanyak bilangan pasir, maka akhirnya dia cenderung masih bisa selamat dari dosa dosa itu.  Andaikata  orang yang bodoh itu mempunyai kebaikan dan kebajikan pada pagi dan sore hari sebanyak bilangan pasir, maka akhirnya dia cenderung tidak bisa mempertahankannya sekalipun hanya seberat biji sawi.
Ada yang bertanya,”Bagaimana hal itu bisa terjadi?” Muaz bin Jabal Radhiallaahu’anhu menjawab,“Sesungguhnya jika orang yang berakal itu tergelincir maka dia segera menyadarinya dengan cara bertaubat dan menggunakan akal yang dianugerahkan kepadanya. Tetapi orang bodoh itu ibarat orang yang membangun dan merobohkannya. Karena kebodohan itu terlalu mudah melakukan apa yang  bisa merusak amal sholehnya”.
(Raudhoh Al Muhibbin wa nuzhan Al Musytaqin, karya Imam Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah)

LEBIH CEPAT DARI ALIRAN AWAN

Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata:

"Waktu seseorang itulah hakekat umurnya, dialah penentu kehidupan abadinya (di kemudian hari), apakah dalam kenikmatan abadi ataukah dalam kehidupan sengsara dalam adzab abadi yang pedih…

Waktu berlalu lebih cepat dari aliran awan. Maka siapa saja yang waktunya dihabiskan untuk Allah dan karena Allah maka waktu itulah hakekat umur dan kehidupannya.

💦 Adapun selain itu (jika waktunya tidak dihabiskan untuk dan karena Allah) maka waktu tersebut pada hakekatnya bukanlah termasuk kehidupannya, akan tetapi kehidupannya laksana ibarat kehidupan hewan. Jika ia menghabiskan waktunya dalam kelalaian dan syahwat, serta angan-angan yang batil, dan waktu yang terbaiknya adalah yang ia gunakan untuk tidur dan nganggur maka MATINYA orang yang seperti ini lebih baik dari pada hidupnya"

( Al Jawaab Al Kaafi hal 109)

MANUSIA YANG PALING BERBAHAGIA

💦Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rohimahullohu berkata:

فأسعد الخلق وأعظمهم نعيما وأعلاهم درجة أعظمهم اتباعا وموافقة له علما وعملا اهـ.

“Maka makhluq yang paling beruntung, paling agung kenikmatannya dan paling tinggi derajatnya adalah makhluq yang paling besar mutaba’ahnya (sikap ikutnya) dan kesesuaiannya dengan beliau (Rosululloh -shollallohu ‘alaihi wasallam-) baik secara ilmu maupun amalan.” (“Majmu’ul Fatawa”/4/hal. 26).

KEUTAMAAN MENUNTUT ILMU

🏻 Ibnul Qayyim Al Jauziyah Rahimahullah berkata:

"من طلب العلم ليحيى به الاسلام فهو من الصديقين ودرجته بعد درجة النبوة"

"Barangsiapa yang menuntut ilmu syar'i dalam rangka menghidupkan (membela) Islam, maka ia
digolongkan termasuk as-Shiddiqqin, dan derajat tersebut setingkat dibawah derajat kenabian."

[Miftah Daaris Sa'adah (1/121)]

MENELADANI SEMANGAT PARA ULAMA DALAM MENUNTUT ILMU

Semoga Allah menolong kita agar kita tidak termasuk orang-orang yang berpangku tangan, bermalas-malasan dan lalai dari menolong dan mempelajari ilmu agama. Semoga juga kita bukan orang-orang yang belajar agama ala kadarnya dan seadanya, padahal ilmu agama ini begitu penting lebih penting dari makan dan minum.

Imam Ahmad Rahimahullah mengatakan:

الناس محتاجون إلى العلم قبل الخيز و الماء لأن العلم محتاجون إليه الإنسان في كل ساعة و الخبز و الماء في اليوم مرة أو مرتين

  “Manusia lebih membutuhkan ilmu agama daripada roti dan air minum. Karena manusia butuh kepada ilmu agama setiap waktu, sedangkan mereka membutuhkan roti dan air hanya sekali atau dua kali dalam sehari”
 (Thabaqat Al Hanabilah, 1/390, Al Adab Asy Syar'iyyah 2/44-45)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "MUTIARA SALAF"

Post a Comment